1. Karya Ilmiah
Merupakan suatu karangan yang berdasarkan
penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan serta
dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah. Namun ada beberapa pendapat yang
menjelaskan definisi karya ilmiah diantaranya :
a.
Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya
(Susilo, M. Eko, 1995:11).
b.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas
suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan,
pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya
tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis
untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.
Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis
ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian
dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
c.
Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi
argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang
formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis
menurut metodologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa
yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta
yang dapat dibuktikan kebenarannya
d.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang
isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh
seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis
dan sistematis kepada para pembaca.
Tidak
semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan
adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti
berikut ini:
·
Objektif
Keobjektifan
ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan
yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
·
Netral
Kenetralan
ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
·
Sistematis
Uraian
yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah
alur uraiannya.
·
Logis
Kelogisan
ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
·
Menyajikan Fakta
Setiap
pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah
seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
·
Tidak Pleonastis
Maksudnya
kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
·
Bahasa Menggunakan Ragam Formal
Gaya
bahasa yang digunakan dalam penelitian berupa bahasa ragam formal yang sesuai
dengan ejaan yang disempurnakan.
Selain
ciri – cirinya, karya ilmiah juga memiliki syarat – syarat yang harus dipenuhi
agar sebuah karangan dapat dikatakan sebagai karangan ilmiah atau karya ilmiah,
berikut adalah syarat – syarat karya ilmiah :
·
Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah
lewat pikiran dan alur pikiran.
·
Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada
bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
·
Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan
notasi.
·
Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur:
kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang
teratur.
·
Karya tulis ilmiah harus mampu
mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan
kaidah-kaidah kebahasaan.
·
Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian
narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi
(alasan).
Jenis Karya Ilmiah
Pada
prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal
ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya
karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya
ilmiah penelitian.
A) Karya
Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk
meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan.
Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
a.
Paper (Karya Tulis)
Paper
atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi
ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu
ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan
pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata
kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di
perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II
Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisis dan Bab IV Penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran.
b.
Pra Skripsi
Pra
Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan
mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada
jenjang akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3). Format tulisannya terdiri
dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan
penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum
(menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan
penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi
penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah
penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
c.
Skripsi
Skripsi
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta
empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan )
maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai
syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan
mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
d.
Thesis
Thesis
adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi,
thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2). Penulisan
thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna
mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master,
khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara
mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut. Thesis adalah
suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis
merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2). Penulisan thesis
bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna
mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master,
khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian
secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
e.
Disertasi
Disertasi
adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi,
desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan
penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari
desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri,
penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
B) Karya
ilmiah Penelitian.
a.
Makalah seminar
·
Naskah Seminar
Naskah
Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu
permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa
berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau
memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
·
Naskah Bersambung
Naskah
Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya
tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title
dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan
secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam
waktu yang berbeda.
b.
Laporan hasil penelitian
Laporan
adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan
secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis
ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih
dalam tahap awal.
c.
Jurnal penelitian
Jurnal
penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian
dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan
nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial
number).
2. Karya Ilmiah Populer (semi ilmiah)
Karya ilmiah popular atau sering disebut
karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan
fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal,
kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan
kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering
dimasukkan dalam karya tulis ini. Karya tulis semi ilmiah tidak selalu merupakan
hasil penelitian ilmiah, biasanya hal seperti ini sering digunakan dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Tulisan dalam karya ilmiah populer dapat
berupa petunjuk teknis, pengalaman dan pengamatan biasa yang diuraikan dengan
metode ilmiah. Persyaratan yang berlaku pada karya lmiah populer sama dengan
karya ilmiah. Namun, dalam karya ilmiah populer terdapat persoalan lain,
seperti kritik terhadap pemerintah, analisis terhadap suatu peristiwa yang
sedang populer di tengah masyarakat, jalan keluar bagi persoalan yang sedang
dihadapi masyarakat, atau sekedar informasi baru yang ingin disampaikan kepada
masyarakat.
Perbedaan antara karya ilmiah dengan karya ilmiah populer lainya terdapat pada struktur penulisan kedua jenis karya ini. Jika karya ilmiah memiliki struktur yang baku, karya ilmiah populer tidak sebaku itu. Hal itu karena karya ilmiah populer biasanya disajikan melalui media surat kabar dan majalah sehingga format penyajiannya mengikuti format yang berlaku dalam laras jurnalistik.
Perbedaan antara karya ilmiah dengan karya ilmiah populer lainya terdapat pada struktur penulisan kedua jenis karya ini. Jika karya ilmiah memiliki struktur yang baku, karya ilmiah populer tidak sebaku itu. Hal itu karena karya ilmiah populer biasanya disajikan melalui media surat kabar dan majalah sehingga format penyajiannya mengikuti format yang berlaku dalam laras jurnalistik.
a.
Karakteristik Karya Ilmiah Populer
·
Opini tentang suatu masalah atau peristiwa
disertai fakta empiris dan teori pendukung.
·
Sarana komunikasi antara ilmuwan dan masyarakat
(orang awam).
·
Gaya bahasa populer atau bahasa media (bahasa
jurnalistik) yaitu sederhana, mudah dipahamii orang awam, singkat, dan efektif.
·
Menerjemahkan bahasa iptek yang sulit ke
dalam bahasa yang mudah dimengerti secara umum.
·
Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan
kejadian sehari-hari.
·
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta
mengaitkan dengan kebutuhan masyarakat.
b. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Karya Semi
Ilmiah
“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan
ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan
oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan
tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda
menulis. Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi.
Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang
Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraf,
menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita,
memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna
denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan
mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah. Terdapat tiga bagian dalam
konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries),
bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter). Berbeda
dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semi ilmiah / ilmiah popular dan
non ilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna
konotasi dan figuratif, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang
dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif
seperti pada karya sastra.
3. Karya Non-ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya
menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu
formal). Bentuk dari karya non-ilmiah antara lain dongeng, cerpen, novel,
drama, dan roman.
Ciri-ciri
karya tulis non-ilmiah :
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi,\
·
Fakta yang disimpulkan subyektif,
·
Gaya bahasa konotatif dan populer,
·
Tidak memuat hipotesis,
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah,
·
Bersifat imajinatif dan persuasif
·
Situasi didramatisir
·
Tanpa dukungan bukti
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan
di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer.
Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini
dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa
karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan
nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan.
Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang
tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah,
dan non-ilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan
ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong
karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai,
resensi; yang tergolong karangan non-ilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama. Karya non-ilmiah sangat
bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta
umum. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya non-formal
dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah
bersifat emotif, kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi. Kemudian persuasive dimana penilaian fakta
tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informatif. Selanjutnya adalah deskriptif dimana pada karya
non-ilmiah terdapat unsur pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif,
serta kritikan yang dicantumkan adakalanya tanpa dukungan bukti.
4. SIKAP ILMIAH
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut
“Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni
“Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan
kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea
charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class
of social situation” . Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga
komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku.
Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai
dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi
dengan cara tertentu bilamana dihadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan
bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para
Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan
perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam
memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang
biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode
ilmiah, antara lain :
·
Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu
masalah yang baru dikenalnya, maka ia berusaha mengetahuinya; senang mengajukan
pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera
sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan
kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
·
Sikap kritis : tidak langsung begitu saja
menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti –
bukti pada waktu menarik kesimpulan; tidak merasa paling benar yang harus
diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti
yang kuat.
·
Sikap obyektif : melihat sesuatu sebagaimana
adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya
sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan
kepentingan dirinya sebagai subjek.
·
Sikap ingin menemukan : selalu memberikan
saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen
dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru
dari pengamatan yang dilakukannya.
·
Sikap menghargai karya orang lain : tidak
akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima
kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·
Sikap tekun : tidak bosan mengadakan
penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan; tidak akan
berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal
yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
·
Sikap terbuka : bersedia mendengarkan argumen
orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya; terbuka menerima
kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
·
Sikap jujur : apabila mengutip tulisan atau
hasil karya orang lain harus mencantumkan sumber dan siapa yang telah menulis
tulisan atau hasil karya tersebut agar ada rasa toleransi saling menghargai
terhadap apa yang sudah orang lain kerjakan.
Daftar Pustaka :