1.
Definisi Data
Berdasarkan
wikipedia Indonesia, data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan
bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang
diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau
citra. Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data
kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat
dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini
dinamakan deskripsi.
Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya
dinamakan klasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai
sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan
tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul
dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data
dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
·
Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data
berasal dari kata datum yang berarti fakta
·
Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah
deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian
(transactions)yang terjadi
·
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data
adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
Intinya data itu adalah suatu
fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu
keputusan.
2.
Cara Pengumpulan
Data
a.
Angket
(Kuisioner)
Angket adalah
daftar pertanyaan/pernyataan yang diberikan kepada responden untuk menggali
data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada
penelitian survey, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk
pengumpulan data dilapangan. Hasil kuisioner inilah yang akan diangkakan,
disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan
penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan untuk memperoleh
informasi dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Hal yang harus
diperhatikan oleh peneliti dalam menyusus angket adalah bentuk pernyataan yang
disusun harus sesuai dengan hipotesis dan tujuan penelitian.
b.
Tes
Tes merupakan
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok. Dilihat dari sasaran atau objek yang
akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukurnya, antara lain: tes
kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes minat, tes prestasi.
c.
Wawancara
Wawancara merupakan
proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara,
data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau
pendapat secara lebih detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara
diperlukan keterampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan
responden.
d.
Dokumentasi
Data dalam
penelitian kuantitatif mayoritas diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi, dan
wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia adalah dokumen, foto, dan bahan
statistik. Dokumen dapat berupa buku harian, notulen rapat, laporan berkala,
jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, undang-undang, anggaran, dan lain
sebagainya. Penggunaan data ini merupakan data sekunder, artinya data yang
diperoleh melalui instansi/badan resmi yang mengeluarkan data publikasi
berkala.
e.
Observasi
Observasi dapat
dikatakan sebagai aktivitas peneliti dalam mengumpulkan data secara lebih
detail dan mendalam. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar
mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian ke dalam suatu skala beringkat. Observasi dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipasi. Observasi partisipasi
dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung. Sementara observasi
non-partisipasi adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu
dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
3. Jenis-jenis Data
a)
Berdasarkan
bentuk/sifat:
·
Kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh
melalui pemotretan atau rekaman video.
·
Kuantitatif data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif
dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu data diskrit dan data kontinyu.
b)
Berdasarkan
Skala Pengukuran:
·
Nominal, dimana data yang berupa
angka hanya merupakan lambang
Contoh : pada variabel Jenis Kelamin : 1 untuk Laki-laki, 2 untuk Perempuan
Contoh : pada variabel Jenis Kelamin : 1 untuk Laki-laki, 2 untuk Perempuan
·
Ordinal: Adalah data dimana angka
selain sebagai lambang, juga menunjukkan urutan
Contoh : pada variabel Tingkat Pendidikan: 1 SD 2 SMP 3 SMU 4 PT
ket : orang yang mempunyai angka 1 mempunyai tingkat pendidikan yang lebih rendah dari pada orang yang mempunyai angka 2
Contoh : pada variabel Tingkat Pendidikan: 1 SD 2 SMP 3 SMU 4 PT
ket : orang yang mempunyai angka 1 mempunyai tingkat pendidikan yang lebih rendah dari pada orang yang mempunyai angka 2
·
Interval: Adalah data dimana angka
adalah angka yang sebenarnya, tetapi tidak mutlak
Contoh : pada variabel Nilai
Contoh : pada variabel Nilai
ket : orang yang mempunyai nilai 80 adalah dua kali lebih
baik dari orang yang mempunyai nilai 40, tapi orang yang mempunyai nilai 0
belum tentu kosong
·
Rasio: Adalah data dimana angka
adalah angka yang sebenarnya dan mutlak
Contoh : pada variabel jumlah : data yang dihasilkan adalah rasio
Contoh : pada variabel jumlah : data yang dihasilkan adalah rasio
c)
Berdasarkan
jenisnya:
·
Internal
Data internal adalah data yang diambil dari dalam suatu organisasi maupun perusahaan sebagai tempat dilakukannya penelitian.
Data internal adalah data yang diambil dari dalam suatu organisasi maupun perusahaan sebagai tempat dilakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan sendiri
·
Eksternal
Data eksternal adalah data yang diambil dari luar tempat dilakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan lain untuk jenis produk yang sama dengan produk perusahaan kita
Data eksternal adalah data yang diambil dari luar tempat dilakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan lain untuk jenis produk yang sama dengan produk perusahaan kita
d)
Berdasarkan
sumbernya:
·
Primer
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya
Contoh : Data hasil kuesioner
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya
Contoh : Data hasil kuesioner
·
Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil pengumpulan orang lain
Contoh : Data yang diambil dari BPS
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil pengumpulan orang lain
Contoh : Data yang diambil dari BPS
e)
Berdasarkan
waktu pengumpulan:
·
Data Cross-section (Acak)
Data acak adalah data yang di ambil pada satu waktu tertentu
Contoh : Jumlah produksi
Contoh : Jumlah produksi
·
Data Berkala
Data berkala adalah data yang di ambil pada interval waktu
tertentu
Contoh : Jumlah produksi perhari selama bulan Januari 2013
Contoh : Jumlah produksi perhari selama bulan Januari 2013
4.
Definisi Sampel
Sampel atau
contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel
yang baik akan memberikan kesimpulan yang dapat dikenakan pada populasi. Serta sampel
yang baik harus bersifat representative atau dengan kata lain mampu
menggambarkan karakteristik populasi.
5.
Cara Pengambilan
Sampel
Secara umum, ada
dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling,
dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika
elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka
setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling,
setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat
dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih;
artinya kemungkinannya 0 (nol).
Dua jenis teknik
pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin
hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau
istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif
dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan
generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak.
Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data
pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen
populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol,
kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah
konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui
ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai
sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak ada
informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang
demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak
ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan
konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika
ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti
tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang
puas terhadap the botol.
Di setiap jenis
teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik lagi.
Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random sampling,
stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area
sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara
lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball
sampling
Probability/Random Sampling.
Syarat pertama yang
harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau
membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang
dimaksud dengan kerangka sampling adalah
daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel.
Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian,
tentang tempat, atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah
mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua
mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin.
Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi
penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui
jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah kota,
maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat,
maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten,
Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode (angka atau
simbol) yang berbeda satu sama lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus
mempunyai alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi,
elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan
adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau
undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem
undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan,
cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.
- Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik
ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan
bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau
elemen populasi tidak merupakan hal yang
penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria,
atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan
perbedaan-perbedaan lainnya. Selama
perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta
perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur
populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Prosedurnya :
- Susun “sampling frame”
- Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
- Tentukan alat pemilihan sampel
- Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
- Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Karena
unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai
arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat
mengambil sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui
sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer
tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi.
Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling
tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan
sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di
ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan
manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak.
Prosedurnya :
- Siapkan “sampling frame”
- Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
- Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
- Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Pada saat
menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara
(a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah
jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam
stratum tersebut. Misalnya, untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15
manajer, tingkat menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III)
ada 100 manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel
yang akan diambil seluruhnya 100 manajer, maka
untuk stratum I diambil (15:160)x100 = 9 manajer, stratum II = 28
manajer, dan stratum 3 = 63 manajer.
Jumlah dalam
setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen
di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. Misalnya saja, kalau dalam
stratum manajer kelas atas (I) hanya ada 4 manajer, maka peneliti bisa
mengambil semua manajer dalam stratum tersebut , dan untuk manajer tingkat
menengah (II) ditambah 5, sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang.
- Cluster Sampling atau Sampel Gugus
Teknik
ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus.
Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana
setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A
: laki-laki semua, stratum B : perempuan semua), maka dalam sampel gugus,
setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau
heterogen. Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam
setiap departemen terdapat banyak pegawai dengan karakteristik berbeda pula.
Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat pendapatnya,
beda tingat manajerialnnya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jika peneliti
bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para pegawai terhadap suatu strategi
yang segera diterapkan perusahaan, maka peneliti dapat menggunakan cluster
sampling untuk mencegah terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua departemen
saja. Prosedur :
1. Susun
sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas, elemennya ada 100
departemen.
2. Tentukan
berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
3. Pilih
gugus sebagai sampel dengan cara acak
4. Teliti
setiap pegawai yang ada dalam gugus sample
4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Jika
peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat
pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. Misalnya, setiap unsur
populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu
unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya,
dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250
rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya
adalah 25. Prosedurnya :
a.
Susun sampling frame
b.
Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
c.
Tentukan K (kelas interval)
d.
Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval
tersebut secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
e.
Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor
awal yang terpilih.
f.
Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval
berikutnya
5. Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik
ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer
sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat
atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling
sangat tepat. Prosedurnya :
1. Susun
sampling frame yang menggambarkan
peta wilayah (Jawa Barat) – Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Desa.
2. Tentukan
wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten ?, Kotamadya?, Kecamatan?, Desa?)
3. Tentukan
berapa wilayah yang akan dijadikan sampel penelitiannya.
4. Pilih
beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak atau random.
5. Kalau
ternyata masih terlampau banyak responden yang harus diambil datanya, bagi lagi
wilayah yang terpilih ke dalam sub wilayah.
Nonprobability/Nonrandom Sampling atau
Sampel Tidak Acak
Seperti telah diuraikan sebelumnya,
jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen
populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau
karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
1. Convenience Sampling atau sampel yang
dipilih dengan pertimbangan kemudahan.
Dalam memilih sampel, peneliti
tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang
diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan
dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan
istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive
sample (man-on-the-street) Jenis
sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang
kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya
ternyata kurang obyektif.
2. Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel
diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil
sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini
dikenal dengan nama judgement dan quota sampling.
Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan
penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan
sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu
proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi
merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu
atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang
dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau
karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka
jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik. (Cooper dan
Emory, 1992).
Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk
dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara
acak melainkan secara kebetulan saja.
Misalnya, di sebuah kantor
terdapat pegawai laki-laki 60% dan
perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari
kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki
sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik
pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan
secara kebetulan saja.
3.
Snowball
Sampling – Sampel Bola Salju
Cara ini banyak
dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia
hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada
sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan
sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap
lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan
kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada
wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah
jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa
mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan
pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang
eksklusif (tertutup)
1) Teknik
sampling secara probabilitas
Teknik sampling
probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan
dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk
menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan
sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik
sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara
paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana
adalah dengan undian.
b) Teknik
sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini
berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang
kesekian dari daftar populasi.
c) Teknik
sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling).
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat
dilakukan secara undian maupun sistematis.
d) Teknik
sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya
bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara
proportional.
e) Teknik
sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti
tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek
penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster
sampling atau multi-stage sampling.
2) Teknik
sampling secara nonprobabilitas.
Teknik sampling
nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan
sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara
penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.
a) Purposive
sampling atau judgmental sampling Penarikan
sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih
subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b) Snow-ball
sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan sample
pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya
ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample
semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
c) Quota
sampling (penarikan sample secara jatah).
Teknik sampling
ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.
Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui
sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
d) Accidental
sampling atau convenience sampling
Dalam penelitian
bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu,
melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat
pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai
penarikan sampel secara kebetulan.
6.
Definisi
Variabel
Variabel merupakan
objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian.
Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi
suatu variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu
sendiri. Variabel dapat dibagi menjadi variabel kuantitatif dan variabel
kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel diskrit
(discrete) dan variabel kontinyu (continous).
Variabel dapat dikatakan sebagai suatu besaran yang dapat
diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian.
Dengan menggunakan variabel, kita akan memperoleh lebih mudah memahami
permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains,
variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi variabel:
SUTRISNO HADI
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi, misalnya
jenis kelamin karena jenis kelamin mempunyai variasi laki-laki dan perempuan
FREDDY RANGKUTI
Variabel adalah konsep yang emmpunyai variasi nilai, maka
nilai variabel dapat dibedakan menjadi empat tingkatan skala, yaitu: nominal,
ordinal, internal, dan rasio
ANONIM
Variabel adalah pengenal yang digunakan untuk menyimpan
suatu nilia sementara pada memori
TIA MUTIARA
Variabel adala sesuatu yang menjadi pusat atau fokus
perhatian, yang memberikan pengaruh dan memiliki nilai sehingga dapat berubah.
Variabel dapat disebut juga peubah. Variabel merupakan objek penelitian yang
dapat menentukan hasil penelitian
BAGJA WALUYA
Variabel merupakan konsep yang tidak pernah ketinggalan
dalam setiap penelitian. Variabel didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi
SUGIARTO
Variabel adalah karakter yang akan diobservasi dari unit
amatan yang merupakan suatu atribut dari sekelompok objek dengan ciri adanya
variasi antara satu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tertentu
ROBBINS PEARSON
Variabel adalah semua karakteristik umum yang dapat diukur
dan dapat berubah dalam keluasan, intensitas, atau keduanya.
EDDY SOERYANTO SOEGOTO
Variabel merupakan objek penting dalam riset pemasaran
karena tanpa kehadiran variabel maka riset tidak dapat terlaksana.
ANONIM
Variable merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman
tergadap masalah yang sedang diteliti secara benar. Dengan emnggunakan
variable-variable tertentu, peneliti menguji benar atau tidaknya asumsi dan rumusan
masalah yang sebelumnya sudah dibuat
7.
Macam-macam
Variabel
·
Variabel
Kuantitatif: variabel yang menunjukkan suatu intensitas yand dapat dinyatakan
dalam angka. Terbagi menjadi 2, yaitu:
o
Variabel
Diskrit (Nominal, kategorik) yaitu variabel 2 kutub yang berlawanan.
o
Variabel
Kontinyu (interval, ordinal, rasio)
·
Variabel
Kualitatif: variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan
angka.
·
Variabel
Independen: merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen.
·
Variabel
Dependen: merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya
variabel independen.
·
Variabel
Moderator: merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua.
·
Variabel
Intervening: merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen
dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun
tidak dapat diamati atau diukur.
·
Variabel
Kontrol: merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.