Assalamu'alaikum wr.wb.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Kebudayaan Nias

Negara Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beranekaragam, salah satu kebudayaan tersebut adalah lompat batu Nias (fahombo) yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Nias. Lompat batu merupakan tradisi masyarakat Nias Selatan, khususnya Telukdalam. Tradisi ini tidak biasa dilakukan oleh masyarakat Nias di wilayah lain, dan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Hal ini juga telah menjadi pembeda budaya nenek moyang atau leluhur masyarakat Nias.
Pada awalnya, lompat batu tidaklah seperti yang kita ketahui sekarang, baik fungsi maupun cara penguasaannya. Dahulu melompat merupakan kombinasi olahraga dan permainan rakyat yang gratis, bukan komersial. Melompat batu bukan sekedar konsumsi atau atraksi pariwisata seperti sekarang ini. Melompat batu sebagai sarana dan proses untuk menunjukkan kekuatan dan ketangkasan para pemuda, sehingga memiliki jiwa heroik yang prestisius. Selain sebagai sarana penguji fisik dan mental, bagi para pemuda yang sudah dapat melompati susunan batu akan merupakan suatu kebanggaan bagi keluarganya dan para kerabatnya. Biasanya, jika seorang pemuda telah dapat melewati susunan batu, akan diadakan acara syukuran sederhana dengan menyembelih ayam atau hewan lainnya. Melihat kemampuan pemuda tersebut, maka ia dianggap telah dewasa dan matang secara fisik. Karena itu hak dan kewajiban sosialnya sebagai orang dewasa sudah bisa dijalankan misalnya untuk menikah, atau membela kampungnya dalam pertahanan melawan musuh.
Karena suatu kebanggaan, maka setiap pemuda tidak mau kalah dengan yang lain. Sejak umur 7-12 tahun anak laki-laki biasanya bermain dengan melompat tali. Hampir setiap sore mereka berlatih melompat agar bisa melompati susunan batu setinggi 2 meter. Walaupun sering berlatih, tidak semua laki-laki dapat melompati batu, ada yang tersangkut terus. Bahkan ada juga yang sampai kecelakaan. Ada kepercayaan bahwa hal ini dipengaruhi oleh faktor genetika. Jika ayah atau kakeknya seorang pemberani dan pelompat batu, maka salah satu diantara anak atau cucunya pasti ada yang dapat melompat batu. Kemampuan dan ketangkasan melompat batu juga dihubungkan dengan kepercayaan lama. Seseorang yang baru belajar melompat batu, ia terlebih dahulu memohon restu pada roh-roh para pelompat batu yang sudah meninggal. Tujuannya agar si pelompat batu tidak mengalami kecelakaan atau bencana. Ketangkasan melompat dibutuhkan karena dahulu setiap desa telah dipagar atau telah membuat benteng pertahanan dari batu, bambu, atau bahan lain agar sulit dilewati oleh musuh. 
Sekarang ini  sisa tradisi lama itu telah menjadi atraksi pariwisata yang spektakuler, tiada duanya di dunia. Berbagai aksi dan gaya para pelompat ketika di udara sangatlah menarik. Akhirnya tradisi ini dijadikan para pemuda setempat sebagai aktivitas komersial untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Kita sebagai generasi penerus hendaknya bisa ikut berperan dalam melestarikan kebudayaan di Indonesia salah satunya lompat batu Nias agar tidak di akui oleh negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar