Assalamu'alaikum wr.wb.

Rabu, 24 November 2010

Seminar industri musik

Acara seminar musik yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Fakultas Ekonomi ( BEF Ekonomi ) yang berlangsung pada hari Selasa, 23 November 2010 ini dihadiri oleh beberapa bintang tamu yang tidak asing lagi di dunia musik, diantaranya Mas Bens Leo, Ayu Laksmi, Barry Likumahuwa, dan Raymond Sahetapy. Acara yang mulanya dijadwalkan pukul 08.00 sempat mulur dikarenakan para bintang tamu terjebak macet di kawasan tol lebak bulus, akhirnya Mas Bens dan Ayu Laksmi yang datang terlebih dahulu sekitar pukul 09.40. Kedatangan mereka disambut meriah oleh audience yang masih semangat dalam mengikuti acara seminar tersebut.
Tema yang diangkat kali ini adalah "the secret of sucsess behind the music industry". Mas Bens yang merupakan pengamat musik senior menjelaskan sedikit mengenai rahasia sukses atau tips untuk bisa berkarir di dunia musik, entah itu sebagai pemainnya ataupun sebagai manajemennya. Mas Bens juga menambahkan mengenai maraknya RBT yang sekarang meracuni dunia musik Indonesia. Menurut Mas Bens, adanya RBT karena pihak label yang hanya ingin mengkomersilkan karya musik dari penyanyi - penyanyi atau band - band. Pihak label biasanya melakukan intervensi kepada penyanyi untuk mengikutsertakan dalam bisnis RBT, padahal lagu yang sebenarnya berdurasi 4-5 menitan hanya bisa didengar sekitar 30-40 detik. Itu merupakan racun yang bisa merusak dunia musik Indonesia. Saat acara seminar sudah berlangsung sekitar 30 menit, datanglah bintang tamu selanjutnya yaitu Barry Likumahuwa dan manajernya Raymond Sahetapy. 
Ayu Laksmi juga menambahkan mengenai fenomena RBT di dunia musik Indonesia saat ini. Ia juga sempat berbicara mengenai masa lalunya yang buruk saat bergabung di salah satu label musik di Indonesia. Kemudian, saat Barry Likumahuwa akan berbicara mengenai RBT, sambutan dari audience sangatlah meriah. Mungkin dialah bintang tamu yang ditunggu - tunggu. Barry Likumahuwa adalah seorang bassist yang namanya sudah malang melintang di dunia musik, baik nasional maupun internasional. Namun, karena media di Indonesia jarang mengeksposenya, jadi tidak semua orang tau tentangnya.
Barry yang juga ditanya mengenai maraknya RBT di dunia musik sekarang menjawabnya dengan santai, menurutnya itu hanyalah nilai plus saja buat para label dan manejemen serta orang - orang yang terlibat didalamnya. Sebab, tidak di pungkiri lagi hasil dari RBT memang sangat menggiurkan. Manajer Barry, Raymond juga menambahkan jika hasil dari RBT sangatlah besar, namun dampak buruk dari beredarnya RBT di dunia musik salah satunya yaitu berkurangnya penjualan kaset dan CD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar