Assalamu'alaikum wr.wb.

Rabu, 14 September 2011

Kehangatan Moment Lebaran Keluargaku

Lebaran merupakan moment yang sangat di tunggu - tunggu oleh semua umat muslim di dunia, baik lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha. Karena kebesaran dan kesuciannya hari itu sangat menjadi sesuatu yang spesial termasuk bagi saya pribadi. Banyak sekali tradisi yang dilakukan dalam menyambut datangnya hari raya tersebut, mulai dari tradisi para pemudik yang melakukan perjalanan pulang kampung, sampai dengan tradisi pembuatan makanan dan kue kering khas lebaran. Di kesempatan kali ini, saya ingin berbagi suasana lebaran di keluarga saya yang mungkin bisa menginspirasi teman - teman.

Kehangatan berkumpul bersama keluarga sangatlah jarang ditemui dikeluarga saya, mengingat rutinitas pekerjaan Kakak pertama saya yang bekerja di Ibukota, serta Kakak kedua dan saya yang menuntut ilmu di perguruan tinggi di luar kota. Sehingga waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga sangat sedikit. Untuk itu, suasana lebaranlah yang selalu kami manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga tercinta. Awalnya Kakak saya yang mudik duluan ke kampung halaman, karena jadwal libur kuliahnya lebih dulu. Kemudian disusul oleh saya yang mudik tanggal 16 Agustus 2011 menggunakan kereta api. Transportasi itu saya pilih karena faktor kenyamanan dan keselamatan serta waktu tempuh yang cukup singkat. 

Sesampainya di rumah saya disambut dengan kehangatan Adik dan Ayah saya yang sempat terkejut dengan kedatangan saya, karena saya mudik tanpa memberi tahu mereka dulu. Setelah sedikit berbincang dengan Ayah, saya langsung menuju kamar Mamah yang juga sempat terkejut dengan kedatangan saya. Sesaat setelah larut dalam kehangatan kepulangan saya, kami pun menyantap makan sahur bersama, dan suasana itu yang menjadikan saya sangat rindu dengan keluarga, mengingat sebelumnya saya menyantap sahur dan berbuka tanpa kehadiran keluarga alias alone

Hampir 10 hari saya jalani kehangatan bersama keluarga, mulai dari bangun pagi menyiapkan menu makanan sahur, sholat berjamaah, tadarus bersama, sampai menantikan adzan maghrib bersama. Itu merupakan hal yang jarang saya temui setelah 1 tahun jauh dari orang tua. Tepat tanggal 26 Agustus 2011 Kakak pertama saya pulang dari Ibukota, saat itu Ayah yang menjemput di Stasiun. Sesampainya dirumah Kakak saya disambut dengan kehangatan khas keluarga saya, hingga kami pun larut dalam kerinduan bercengkrama bersama keluarga. 

Hal yang unik dalam lebaran dikeluargaku tahun ini adalah, perbedaan hari lebaran yang kami pilih. Saat itu Ayah, Mamah, Kakak pertama dan kedua, dan Adik bungsu saya memilih hari selasa tanggal 29 Agustus untuk menjadi hari lebaran mengikuti anjuran Umat Muhammadiah. Namun, saya merasa kurang yakin dengan hari selasa, karena perbadaan persepsi yang saya alami, akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya ke Ayah saya tentang keyakinan hari lebaran saya. Dan akhirnya, keputusan itu diambil saat tanggal 28 Agustus malam, Saya mengajukan pertanyaan ke Ayah saya kalau hari lebaran yang saya pilih adalah hari rabu tanggal 30 Agustus sesuai dengan anjuran Pemerintah. Dan Ayah pun membolehkan saya untuk berbeda hari lebaran, kemudian keputusan saya itu diikuti oleh Adik saya. Akhirnya tanggal 29 Agustus saya dan adik saya masih menjalani puasa, namun keluarga yang lain sudah berlebaran dan menyantap nikmatnya makanan khas lebaran. 
 
Tiba saatnya tanggal 29 Agustus malam setelah saya dan adik saya berbuka puasa, kemudian dilanjutkan dengan tradisi takbiran bersama keluarga sambil bercengkrama.
 
Sampai larut malam dan akhirnya kami semua tertidur pulas. Keesokan harinya saya bersiap untuk melaksanakan solat 'Ied di masjid sekitar rumah bersama keluarga saya. Selesai solat 'Ied kami melaksanakan tradisi lebaran keluarga yaitu sungkeman atau saling memaafkan, dimulai dari Mamah ke Ayah, kemudian Kakak tertua sampai Adik termuda. Selesai sungkeman dan foto - foto, kami sekeluarga bergegas keluar rumah untuk bersilaturahmi dengan tetangga sekitar. Setelah berkeliling kami pun pulang kerumah untuk menyantap makanan lebaran bersama - sama.

Siang harinya kami melanjutkan tradisi silaturahmi menuju saudara yang tinggalnya masih dalam kota, disana kami bercanda, bercengkrama dalam kehangatan keluarga besar yang jarang sekali bertemu. 2 jam sudah kami berkumpul bersama keluarga besar, kami pun bergegas pulang. Lebaran hari kedua kami manfaatkan untuk berkumpul dan bercanda bersama keluarga dirumah sambil sesekali menjamu tamu yang datang.
Sampai tiba tanggal 4 September dimana Kakak pertama saya harus berangkat lagi menuju Ibukota untuk melakukan rutinitas pekerjaannya. 

Dari situlah kami merasa, jika momen lebaran sangatlah berarti bagi keluarga kami karena di momen itulah kami bisa berkumpul, bercanda, dan berbagi kerinduan bersama setelah sekian lama jauh dari kehangatan keluarga karena aktivitas masing - masing.

Demikian cerita kehangatan momen lebaran di Keluargaku, semoga teman - teman bisa mengambil hikmah dan sisi positifnya, terimakasih....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar