About Me
Hargailah Waktu Anda
World Class University
Related Link
Silakan SMS gratis disini
Rabu, 24 April 2013
Definisi, kegunaan, ciri-ciri, dan macam-macam pengujian hipotesis
1.
Definisi
Hipotesis
Secara umum hipotesa atau hipotesis merupakan
dugaan/anggapan yang diungkap berdasarkan teori-teori
yang dipelajari untuk menyelesaikan suatu masalah. Dugaan/anggapan awal sering
disebut hipotesis nol atau hipotesis awal. Sedangkan dugaan/anggapan yang
diperlukan untuk menyanggah dugaan awal disebut hipotesis alternatif. Kebenaran
dari suatu hipotesis masih perlu diuji melalui beberapa pengujian. Apakah
faktor-faktor yang disebutkan dalam penelitian mampu untuk membuktikan kebenaran
dari suatu hipotesis.
Namun secara bahasa, hipotesis berasal dari bahasa
Yunani dimana kata “hypo” yang artinya di bawah, dan “thesis” yang artinya
pendirian, pendapat yang ditegakkan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan
mengenai definisi hipotesis secara bahasa adalah suatu pernyataan ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan masih perlu
diuji kebenarannya. Pengertian hipotesis
menurut beberapa ahli yaitu Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah
dimana seringkali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan
sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban
melalui penelitian yang dilakukan.
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis
sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Good
dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau
referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan
fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan
sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. Peneliti mengumpulkan
data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data
yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat
terbukti.
2.
Kegunaan
Hipotesis
Dalam
menyusun suatu hipotesis seorang peneliti akan menentukan arah dan tujuan dari penelitian
yang dilakukan, namun perlu dibahas juga mengenai kegunaan hipotesis itu
sendiri. Berikut adalah beberapa kegunaan hipotesis yang berhasil penulis
rangkum dari beberapa sumber :
a) Hipotesis memberikan suatu pernyataan
hubungan antarvariabel yang diteliti dimana langsung dapat diuji dalam
penelitian
b)
Hipotesis memberikan arah dan tujuan
dalam penelitian
c) Hipotesis dapat dikatakan sebagai
piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
d) Untuk mengetahui apakah memang secara
signifikan terdapat perbedaan atau pengaruh antara variabel-variabel yang
diteliti
e) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan
yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah
lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari
generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar
hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk
memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan
data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan
baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis
tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas
pengetahuan.
f)
Hipotesis merupakan tujuan khusus yang
dapat menguji suatu teori. Dengan demikian hipotesis juga menentukan
sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara
sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus
dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada
hubungannnya dengan pertanyaan tertentu.
g) Hipotesis
memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian. Akan sangat
memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan
menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
3.
Ciri-ciri
hipotesis yang baik
Suatu
hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar.
Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan atau membiaskan hasil
penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih
abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar
diuji secara nyata.
Untuk
dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
·
Hipotesis
diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan
atau searah dengan tujuan penelitian.
·
Hipotesis
harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu
hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel
independen
dan variabel
dependen.
·
Hipotesis
menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam
nilai-nilai yang mempunyai makna.
·
Hipotesis
harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam
pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
·
Hipotesis
harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan)
yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan
untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk
mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
·
Hipotesis
harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang
sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X
berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif
atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi,
hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel,
sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam
pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara
variabel yang akan dihipotesiskan.
·
Hipotesis
harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang
memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat
secara eksplisit.
4.
Macam-macam
hipotesis
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a)
Hipotesis penelitian / hipotesis kerja
Hipotesis
penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang
dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti mengaggap benar hipotesisnya yang kemudian
akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan
data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
b)
Hipotesis operasional
Hipotesis
operasional merupakan hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti
merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi
juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum
tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti
memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara
teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
c)
Hipotesis statistik
Hipotesis
statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi
statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
5.
Macam-macam
pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis adalah metode pengambilan
keputusan yang didasarkan atas analisa data, baik dari percobaan yang
terkontrol maupun dari observasi. Dalam statistika sebuah hasil bisa dikatakan signifikan
secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh
faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan
sebelumnya. Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa
data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan
pengujian hipotesis
nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang
mengasumsikan hipotesis nol adalah benar. Berikut ini adalah macam-macam
pengujian hipotesis
a. Berdasarkan Jenis Parameternya
·
Pengujian
hipotesis tentang rata-rata (Uji 2 sampel berpasangan)
·
Pengujian
hipotesis tentang proporsi (
·
Pengujian
hipotesis tentang varians (ANOVA)
b.
Berdasarkan
Jumlah Sampelnya
·
Pengujian
sampel besar (n > 30)
·
Pengujian
sampel kecil (n ≤ 30)
c.
Berdasarkan
Jenis Distribusinya
·
Pengujian
hipotesis dengan distribusi Z
·
Pengujian
hipotesis dengan distribusi t (t-student)
·
Pengujian
hipotesis dengan distribusi χ2 (chi-square)
·
Pengujian
hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio)
d. Berdasarkan Arah atau Bentuk
Formulasi Hipotesisnya
·
Pengujian
hipótesis dua pihak (two tail test)
·
Pengujian
hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
·
Pengujian
hipotesis pihak kanan atau sisi kanan.
REFERENSI
- http://lenterakecil.com/pengertian-hipotesis-dalam-penelitian/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
- http://www.scribd.com/doc/46921181/24/Ciri-Ciri-Hipotesis-Yang-Baik
- http://vienovidelusion.blogspot.com/
Label:
My Task
Selasa, 09 April 2013
Definisi, Karakteristik, dan Langkah-langkah Metode Ilmiah
DEFINISI
METODE ILMIAH
Berdasarkan Wikipedia
Indonesia, metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris : scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam ataupun fenomena yang terjadi di lingkungan
sekitar. Dengan menyusun prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
akan diuji dengan melakukan eksperimen. Apabila suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Jadi
dengan kata lain, metode ilmiah dapat disebut juga sebagai cara / alat analisis
bagi seorang peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah.
Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1. Nasir (1988:51)
Metode penelitian
merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2. Sugiyono (2004: 1)
Metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
3.
Winarno (1994)
Metode penelitian
adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti dan
sistematik.
4.
Muhiddin Sirat (2006)
Metode penelitian
adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian.
Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik
kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak
berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat
subyektif. Penelitian ilmiah melibatkan theory construction dan theory
verification. Konstruksi teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu
hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan
fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.
Terdapat unsur utama dalam metode ilmiah, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Karakterisasi (pengamatan dan
pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoritis yang
merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari
hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal
di atas)
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas
subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain
itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan
pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau
perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat
yang terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran sering memerlukan
peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan
kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan
semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel,
digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Prediksi
dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi
berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu
eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi
tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil
yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut
konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika
prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi
tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode
yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi
memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan
eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis
yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan
atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi,
maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu
diuji lebih lanjut. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam
laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam
reproduksi eksperimen.
KARAKTERISTIK
METODE ILMIAH
· Bersifat
sistematik, artinya suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutas sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana
sampai yang kompleks.
· Bersifat
kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
· Bersifat
logis, artinya suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai bisa dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
· Bersifat
obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan
kondisi yang sama pula.
· Bersifat
konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan
teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·
Bersifat
empiris, artinya metode yang digunakan didasarkan pada fakta di lapangan.
· Bersifat
replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
LANGKAH
– LANGKAH METODE ILMIAH
1.
Perumusan masalah
Perumusan
masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah
kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya.
Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan
sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat Anda berada
di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiran Anda mungkin
timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya
ombak? Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan
identifikasi masalah. Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka
perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan
penelitian kita.
Hal-hal
yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai
berikut:
a. Masalah
hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
b. Rumusan
masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah
yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok
permasalahan.
c. Rumusan
masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara
pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2.
Perumusan hipotesis
Ketika
kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada
saat itu jawabannya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih
meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan
untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat juga dikatakan sebagai
dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan
kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin
saja salah. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk
menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat
3.
Perancangan penelitian
Sebelum
dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus
disiapkan dalam rancangan penelitian. Penelitian yang kita lakukan dapat berupa
penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta dan sifat-sifat objek yang diselidiki. Contoh dari
penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui jumlah orang
pengguna narkoba usia dibawah 20 tahun pada tahun 2012. Adapun penelitian
eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh
penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan
tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat
yang gelap. Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang
juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan
yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua
objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan
himpunan bagian yang mewakili karakeristik dari populasi. Di dalam penelitian,
variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel
bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan
dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
b. Variabel
terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas)
c. Variabel
kontrol yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami
perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4.
Pelaksanaan penelitian
Langkah-langkah
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat,
bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan
baik.
b. Pelaksanaan,
artinya pada tahap ini peneliti akan melakukan pengumpulan/pengambilan data.
Terdapat dua jenis data, antara lain :
·
Data
kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman
(hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba
(kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka
data kuantitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna
kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
·
Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan
diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
c. Pengolahan
data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita
peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table,
grafik dan diagram.
d. Menarik
kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka
kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil
penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil
kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita
peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi
kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang
melatarbelakangi penelitian
5.
Pelaporan penelitian
Sistematika
penyusunan laporan penelitian
a. Pendahuluan,
bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan
berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis
b. Telaah
kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode
penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode
penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan
data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil
dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan
dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp
hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain,
yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
Refrensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
- http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-content/uploads/2007/09/definisi_jenis_penelitian.pdf
- http://bukitpadjadjaran69.files.wordpress.com/2009/12/langkah-langkah-metode-ilmiah.pdf
- http://vienovidelusion.blogspot.com/search?updated-max=2012-11-27T01:44:00-08:00&max-results=7
- riyanto, angga. 2010. "MENGIDENTIFIKASI OBYEK SECARA TERENCANA DAN SISTEMATIS UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI GEJALA ALAM BIOTIK "(http://anggaariyanto.blogspot.com)
- hira, anna . 2011. "Langkah - Langkah Metode Ilmiah Mempermudah Penelitian" (http://www.anneahira.com)
- http://ashblueblack.wordpress.com/2010/12/19/karakteristik-metode-ilmiah/_
- http://amiere.multiply.com/journal/item/19/Metode_Ilmiah_ 4.5 Description: Pengertian Metode Ilmiah - langkah-langkah - karakteristik - metode ilmiah Rating: 4.5 Reviewer: Dandy Cru - ItemReviewed: Pengertian Metode Ilmiah - langkah-langkah - karakteristik - metode ilmiah
Label:
My Task
Langganan:
Postingan (Atom)
Visitors
Category
- My Activities (29)
- My Experience (16)
- my music (3)
- My Task (49)