1.
Definisi
Hipotesis
Secara umum hipotesa atau hipotesis merupakan
dugaan/anggapan yang diungkap berdasarkan teori-teori
yang dipelajari untuk menyelesaikan suatu masalah. Dugaan/anggapan awal sering
disebut hipotesis nol atau hipotesis awal. Sedangkan dugaan/anggapan yang
diperlukan untuk menyanggah dugaan awal disebut hipotesis alternatif. Kebenaran
dari suatu hipotesis masih perlu diuji melalui beberapa pengujian. Apakah
faktor-faktor yang disebutkan dalam penelitian mampu untuk membuktikan kebenaran
dari suatu hipotesis.
Namun secara bahasa, hipotesis berasal dari bahasa
Yunani dimana kata “hypo” yang artinya di bawah, dan “thesis” yang artinya
pendirian, pendapat yang ditegakkan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan
mengenai definisi hipotesis secara bahasa adalah suatu pernyataan ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan masih perlu
diuji kebenarannya. Pengertian hipotesis
menurut beberapa ahli yaitu Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah
dimana seringkali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan
sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban
melalui penelitian yang dilakukan.
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis
sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Good
dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau
referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan
fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan
sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. Peneliti mengumpulkan
data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data
yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat
terbukti.
2.
Kegunaan
Hipotesis
Dalam
menyusun suatu hipotesis seorang peneliti akan menentukan arah dan tujuan dari penelitian
yang dilakukan, namun perlu dibahas juga mengenai kegunaan hipotesis itu
sendiri. Berikut adalah beberapa kegunaan hipotesis yang berhasil penulis
rangkum dari beberapa sumber :
a) Hipotesis memberikan suatu pernyataan
hubungan antarvariabel yang diteliti dimana langsung dapat diuji dalam
penelitian
b)
Hipotesis memberikan arah dan tujuan
dalam penelitian
c) Hipotesis dapat dikatakan sebagai
piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
d) Untuk mengetahui apakah memang secara
signifikan terdapat perbedaan atau pengaruh antara variabel-variabel yang
diteliti
e) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan
yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah
lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari
generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar
hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk
memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan
data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan
baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis
tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas
pengetahuan.
f)
Hipotesis merupakan tujuan khusus yang
dapat menguji suatu teori. Dengan demikian hipotesis juga menentukan
sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara
sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus
dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada
hubungannnya dengan pertanyaan tertentu.
g) Hipotesis
memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian. Akan sangat
memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan
menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
3.
Ciri-ciri
hipotesis yang baik
Suatu
hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar.
Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan atau membiaskan hasil
penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih
abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar
diuji secara nyata.
Untuk
dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
·
Hipotesis
diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan
atau searah dengan tujuan penelitian.
·
Hipotesis
harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu
hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel
independen
dan variabel
dependen.
·
Hipotesis
menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam
nilai-nilai yang mempunyai makna.
·
Hipotesis
harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam
pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
·
Hipotesis
harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan)
yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan
untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk
mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
·
Hipotesis
harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang
sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X
berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif
atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi,
hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel,
sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam
pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara
variabel yang akan dihipotesiskan.
·
Hipotesis
harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang
memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat
secara eksplisit.
4.
Macam-macam
hipotesis
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a)
Hipotesis penelitian / hipotesis kerja
Hipotesis
penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang
dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti mengaggap benar hipotesisnya yang kemudian
akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan
data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
b)
Hipotesis operasional
Hipotesis
operasional merupakan hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti
merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi
juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum
tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti
memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara
teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
c)
Hipotesis statistik
Hipotesis
statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi
statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
5.
Macam-macam
pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis adalah metode pengambilan
keputusan yang didasarkan atas analisa data, baik dari percobaan yang
terkontrol maupun dari observasi. Dalam statistika sebuah hasil bisa dikatakan signifikan
secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh
faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan
sebelumnya. Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa
data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan
pengujian hipotesis
nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang
mengasumsikan hipotesis nol adalah benar. Berikut ini adalah macam-macam
pengujian hipotesis
a. Berdasarkan Jenis Parameternya
·
Pengujian
hipotesis tentang rata-rata (Uji 2 sampel berpasangan)
·
Pengujian
hipotesis tentang proporsi (
·
Pengujian
hipotesis tentang varians (ANOVA)
b.
Berdasarkan
Jumlah Sampelnya
·
Pengujian
sampel besar (n > 30)
·
Pengujian
sampel kecil (n ≤ 30)
c.
Berdasarkan
Jenis Distribusinya
·
Pengujian
hipotesis dengan distribusi Z
·
Pengujian
hipotesis dengan distribusi t (t-student)
·
Pengujian
hipotesis dengan distribusi χ2 (chi-square)
·
Pengujian
hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio)
d. Berdasarkan Arah atau Bentuk
Formulasi Hipotesisnya
·
Pengujian
hipótesis dua pihak (two tail test)
·
Pengujian
hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
·
Pengujian
hipotesis pihak kanan atau sisi kanan.
REFERENSI
- http://lenterakecil.com/pengertian-hipotesis-dalam-penelitian/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
- http://www.scribd.com/doc/46921181/24/Ciri-Ciri-Hipotesis-Yang-Baik
- http://vienovidelusion.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar