DEFINISI
METODE ILMIAH
Berdasarkan Wikipedia
Indonesia, metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris : scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam ataupun fenomena yang terjadi di lingkungan
sekitar. Dengan menyusun prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
akan diuji dengan melakukan eksperimen. Apabila suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Jadi
dengan kata lain, metode ilmiah dapat disebut juga sebagai cara / alat analisis
bagi seorang peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah.
Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1. Nasir (1988:51)
Metode penelitian
merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2. Sugiyono (2004: 1)
Metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
3.
Winarno (1994)
Metode penelitian
adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti dan
sistematik.
4.
Muhiddin Sirat (2006)
Metode penelitian
adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian.
Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik
kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak
berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat
subyektif. Penelitian ilmiah melibatkan theory construction dan theory
verification. Konstruksi teori yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu
hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan
fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.
Terdapat unsur utama dalam metode ilmiah, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Karakterisasi (pengamatan dan
pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoritis yang
merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari
hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal
di atas)
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas
subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain
itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan
pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau
perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat
yang terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran sering memerlukan
peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan
kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan
semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel,
digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Prediksi
dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi
berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu
eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi
tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil
yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut
konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika
prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi
tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode
yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi
memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan
eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis
yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan
atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi,
maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu
diuji lebih lanjut. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam
laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam
reproduksi eksperimen.
KARAKTERISTIK
METODE ILMIAH
· Bersifat
sistematik, artinya suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutas sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana
sampai yang kompleks.
· Bersifat
kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
· Bersifat
logis, artinya suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai bisa dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
· Bersifat
obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan
kondisi yang sama pula.
· Bersifat
konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan
teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·
Bersifat
empiris, artinya metode yang digunakan didasarkan pada fakta di lapangan.
· Bersifat
replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
LANGKAH
– LANGKAH METODE ILMIAH
1.
Perumusan masalah
Perumusan
masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah
kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya.
Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan
sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat Anda berada
di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiran Anda mungkin
timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya
ombak? Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan
identifikasi masalah. Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka
perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan
penelitian kita.
Hal-hal
yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai
berikut:
a. Masalah
hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
b. Rumusan
masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah
yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok
permasalahan.
c. Rumusan
masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara
pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2.
Perumusan hipotesis
Ketika
kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada
saat itu jawabannya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih
meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan
untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat juga dikatakan sebagai
dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan
kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin
saja salah. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk
menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat
3.
Perancangan penelitian
Sebelum
dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus
disiapkan dalam rancangan penelitian. Penelitian yang kita lakukan dapat berupa
penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta dan sifat-sifat objek yang diselidiki. Contoh dari
penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui jumlah orang
pengguna narkoba usia dibawah 20 tahun pada tahun 2012. Adapun penelitian
eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh
penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan
tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat
yang gelap. Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang
juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan
yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua
objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan
himpunan bagian yang mewakili karakeristik dari populasi. Di dalam penelitian,
variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel
bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan
dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
b. Variabel
terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas)
c. Variabel
kontrol yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami
perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4.
Pelaksanaan penelitian
Langkah-langkah
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat,
bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan
baik.
b. Pelaksanaan,
artinya pada tahap ini peneliti akan melakukan pengumpulan/pengambilan data.
Terdapat dua jenis data, antara lain :
·
Data
kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman
(hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba
(kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka
data kuantitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna
kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
·
Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan
diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
c. Pengolahan
data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita
peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table,
grafik dan diagram.
d. Menarik
kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka
kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil
penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil
kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita
peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi
kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang
melatarbelakangi penelitian
5.
Pelaporan penelitian
Sistematika
penyusunan laporan penelitian
a. Pendahuluan,
bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan
berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis
b. Telaah
kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode
penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode
penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan
data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil
dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan
dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp
hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain,
yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
Refrensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
- http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-content/uploads/2007/09/definisi_jenis_penelitian.pdf
- http://bukitpadjadjaran69.files.wordpress.com/2009/12/langkah-langkah-metode-ilmiah.pdf
- http://vienovidelusion.blogspot.com/search?updated-max=2012-11-27T01:44:00-08:00&max-results=7
- riyanto, angga. 2010. "MENGIDENTIFIKASI OBYEK SECARA TERENCANA DAN SISTEMATIS UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI GEJALA ALAM BIOTIK "(http://anggaariyanto.blogspot.com)
- hira, anna . 2011. "Langkah - Langkah Metode Ilmiah Mempermudah Penelitian" (http://www.anneahira.com)
- http://ashblueblack.wordpress.com/2010/12/19/karakteristik-metode-ilmiah/_
- http://amiere.multiply.com/journal/item/19/Metode_Ilmiah_ 4.5 Description: Pengertian Metode Ilmiah - langkah-langkah - karakteristik - metode ilmiah Rating: 4.5 Reviewer: Dandy Cru - ItemReviewed: Pengertian Metode Ilmiah - langkah-langkah - karakteristik - metode ilmiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar