Assalamu'alaikum wr.wb.

Rabu, 23 Maret 2011

Visit to Puncak


Rencana itu berawal ketika saya, Irfan, Ahmar, Reza, dan Ersa sedang asyik ngobrol sambil menunggu kedatangan dosen, tanpa disadari topik obrolan kami menuju pada rencana untuk mengisi hari libur yang kebetulan hari senin kita tidak ada jadwal kuliah, awalnya saya yang memberi saran untuk pergi ke puncak ramai – ramai, karena saya sendiri belum pernah kesana. Kemudian Ersa menyetujui saran saya dan dia menawarkan untuk pergi menggunakan mobilnya. Yang lain pun bersedia untuk mengikuti rencana tersebut.
Hari yang ditunggu pun tiba,  cuaca di luar tidak mendukung, hujan deras mengguyur kota Depok dan sekitarnya. Namun semangat kami tidak luntur hanya karena hujan. Pagi itu saya menelfon Ersa dan Ahmar untuk memastikan rencana keberangkatan menuju puncak, dan akhirnya mereka bergegas menuju kampus untuk berkumpul yang semula sudah direncanakan. Namun, ada sedikit perubahan dari rencana, Irfan dan Reza membatalkan rencananya ikut ke puncak karena alasan tertentu. Akhirnya, walaupun hanya tiga orang, kami tetap melanjutkan rencana pergi ke puncak.
Rute yang kami tempuh melalui jalan tol cibubur, walaupun hujan sudah reda namun keadaan jalan yang masih basah membuat kami harus berhati – hati di jalan tol yang mayoritas memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Sekitar 20 menit di jalan tol, tiba – tiba Irfan menelfon saya dan meminta agar kami menjemputnya di kampus Depok. Kami bertiga pun kaget, lalu kami diskusikan di dalam mobil untuk mencari jalan keluarnya. Dan kemudian saya memutuskan menyuruh Irfan untuk naik krl menuju stasiun Bogor dan kami bertiga menunggu disana. Langkah itu saya ambil karena jarak saya ke stasiun Bogor lebih dekat daripada harus kembali lagi ke Depok.
Tiba di stasiun Bogor kami langsung memarkirkan mobil, di dalam mobil kami banyak bercerita, salah satu ceritanya membahas kejadian Irfan tadi. Kami merasa heran dengan pernyataan Irfan yang dirasa tidak konsisten. Tiba – tiba, Irfan mengirim sms ke saya yang mengatakan bahwa dia berangkat ke bogor bersama Reza. Setelah membaca sms tadi kami jadi tambah heran dengan tingkah mereka yang semakin aneh.
Sekitar satu jam kami menunggu akhirnya mereka datang. Tak mau berlama – lama di stasiun bogor, kami pun beranjak dari sana untuk menuju puncak. Dengan mobil yang diisi lima penumpang, membuat suasana didalamnya terasa ramai. Banyak sekali yang kami obrolkan didalam mobil, mulai dari masalah kuliah, sampai kisah cinta Reza dengan Cetta,, hahahaa..... prikitiew.....
Tak terasa perjalanan yang kami lalui sudah cukup jauh, dan keadaan jalan pun sudah banyak tanjakan, saya sempat memberi masukan ke Ersa yang bertugas menyetir mobil agar lebih berhati – hati di jalan menanjak melihat situasi jalan yang macet.
Setelah memasuki kawasan puncak, ada hal yang kami diskusikan lagi yaitu tempat yang akan kita tuju. Banyak opsi yang ada saat itu, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami menuju ke Masjid Atta’awun yang cukup megah dan memiliki pemandangan yang sangat indah. Setibanya di masjid, kami memarkirkan mobil di depan warung yang menjual jagung bakar. Irfan, Reza, dan Ersa mencoba merasakan nikmatnya jagung bakar di kawasan puncak, saya dan Ahmar bergegas ke dalam masjid untuk menunaikan ibadah solat ashar karena jam sudah menunjukkan pukul 16.00.
Saya juga sempat mengabadikan suasana disana dengan kamera hp, moment ini terasa indah karena saya baru pertama kali singgah dikawasan puncak, Jawa Barat.
Hampir 1 jam kami bersenang – senang dengan suasana puncak, kabut tebal sudah mulai menutupi jalan – jalan. Kami pun bergegas pulang meninggalkan masjid Atta’awun, di tengah perjalanan hujan turun sangat deras, karena kami didalam mobil jadi hujan deras tidak menjadi masalah yang berarti buat kami. Suasana ramai kami lanjutkan di dalam mobil sambil menyantap makanan yang sempat saya beli di halaman masjid Atta’awun.
Perjalanan pulang terasa lebih cepat karena kami lewat jalan tol dan memacu mobil sampai kecepatan 120km/jam ada juga yang ketiduran disepanjang jalan tol, jadi suasana menjadi tenang saat mobil berlari kencang. Setelah keluar dari tol cibubur, Ersa mengajak kami untuk mampir sejenak di rumahnya yang kebetulan berada di daerah cibubur. Kami pun tak menolak ajakan Ersa, kami gunakan kesempatan itu untuk menjalankan solat maghrib disana. Setelah selesai solat, kami bertemu dengan Ibunya Ersa dan berpamitan untuk pulang kerumah masing – masing.
Selesai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar