Berdasarkan referensi yang kami baca
mengenai prinsip etika bisnis, ada lima prinsip etika bisnis menurut
Keraf (1994:71-75) antara lain
:
1. Prinsip
Otonomi.
Otonomi adalah sikap
dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak
secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak
menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam
dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya
sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
2. Prinsip
Kejujuran.
Prinsip kejujuran
meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa
yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling
problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
3. Prinsip
Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik.
Prinsip ini
mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan
orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
4. Prinsip
Keadilan.
Prinsip ini menuntut
agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas
dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
5. Prinsip
Hormat Pada Diri Sendiri.
Prinsip ini
mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin
diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak
ingin diperlakukan.
Selain
itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman
Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan
dilanggar, yaitu :
· Kejujuran Banyak orang beranggapan bisnis
merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru.
Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis.
Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
· Keadilan - Perlakukan setiap orang sesuai
haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan
pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga
keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang
merugikan konsumen.
· Rendah Hati - Jangan lakukan bisnis
dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara
berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar
maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan
penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit
masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu
sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
· Simpatik - Kelola emosi. Tampilkan wajah
ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga
di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris
dan lain-lain.
· Kecerdasan - Diperlukan kecerdasan atau
kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan
pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk
kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.
· Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau
dipandang baik Sebagai pebisnis, anda jangan mematok diri pada aturan-aturan
yang berlaku. Perhatikan juga norma, budaya atau agama di tempat anda membuka
bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di suatu Negara atau daerah, belum tentu
cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara atau daerah lain. Hal ini penting
kalau ingin usaha berjalan tanpa ada gangguan.
Referensi :
www.Fiyan”khadijah”fairuz.blogspot.com
www.Berusaha
untuk maju.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar